Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin menyebut bentrok Polri dengan TNI di Distrik Kasonaweja, Memberamo Raya, Papua pada Minggu (12/4) pagi merupakan kejadian yang memalukan.
Hasanuddin mengatakan seharusnya insiden ini tidak terjadi jika semua pihak menahan diri. Apalagi saat ini bangsa Indonesia sedang menjalani masa sulit di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
"Insiden ini benar-benar melukai hati rakyat, apalagi dilakukan oleh institusi yang seharusnya menjadi garda terdepan pembela bangsa kok malah berseteru. Sungguh memalukan," kata Hasanuddin kepada CNNIndonesia.com lewat keterangan tertulis, Minggu (12/4) malam.
Dia meminta TNI-Polri memperketat pengawasan di tingkat bawah. Pengawasan Komandan Kompi dan Komandan Pleton terhadap satuannya menjadi kunci untuk mencegah insiden serupa terulang kembali.
"Insiden ini segera diredam dan jangan sampai meluas hingga menimbulkan aksi saling membela corps. Segera diproses secara hukum sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku," tutur Politikus PDIP tersebut.
Terpisah, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem Willy Aditya mentayangkan TNI dan Polri melakukan bentrokan untuk kesekian kali. Dia meyakini ada masalah laten yang melatarbelakangi kejadian ini.
Dia mengapresiasi pembentukan Tim Gabungan oleh Polda Papua dan Kodam Cendrawasih. Willy meminta tim tersebut untuk mengusut tuntas dan memperbaiki hubungan dua institusi.
"TNI dan Polri harus mampu menunjukkan diri bahwa garda terdepan sektor keamanan dan pertahanan negara ini bisa bekerja sama dan bahu-membahu menjaga keamanan bersama," ucap Willy kepada wartawan, Minggu (12/4) malam.
Sebelumnya, terjadi bentrokan antara Satgas 755/Yalet dengan Polres Mamberamo Raya di Mamberamo Raya, Papua terjadi sekitar pukul 07.40 WIT, Minggu (12/4).
Insiden itu diklaim terjadi karena kesalahpahaman. Tiga orang polisi tewas dengan luka tembak dalam kejadian itu. Polda Papua dan Kodam Cendrawasih masih mengusut kejadian itu lewat tim gabungan.
Hasanuddin mengatakan seharusnya insiden ini tidak terjadi jika semua pihak menahan diri. Apalagi saat ini bangsa Indonesia sedang menjalani masa sulit di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
"Insiden ini benar-benar melukai hati rakyat, apalagi dilakukan oleh institusi yang seharusnya menjadi garda terdepan pembela bangsa kok malah berseteru. Sungguh memalukan," kata Hasanuddin kepada CNNIndonesia.com lewat keterangan tertulis, Minggu (12/4) malam.
Dia meminta TNI-Polri memperketat pengawasan di tingkat bawah. Pengawasan Komandan Kompi dan Komandan Pleton terhadap satuannya menjadi kunci untuk mencegah insiden serupa terulang kembali.
"Insiden ini segera diredam dan jangan sampai meluas hingga menimbulkan aksi saling membela corps. Segera diproses secara hukum sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku," tutur Politikus PDIP tersebut.
Terpisah, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem Willy Aditya mentayangkan TNI dan Polri melakukan bentrokan untuk kesekian kali. Dia meyakini ada masalah laten yang melatarbelakangi kejadian ini.
Dia mengapresiasi pembentukan Tim Gabungan oleh Polda Papua dan Kodam Cendrawasih. Willy meminta tim tersebut untuk mengusut tuntas dan memperbaiki hubungan dua institusi.
"TNI dan Polri harus mampu menunjukkan diri bahwa garda terdepan sektor keamanan dan pertahanan negara ini bisa bekerja sama dan bahu-membahu menjaga keamanan bersama," ucap Willy kepada wartawan, Minggu (12/4) malam.
Sebelumnya, terjadi bentrokan antara Satgas 755/Yalet dengan Polres Mamberamo Raya di Mamberamo Raya, Papua terjadi sekitar pukul 07.40 WIT, Minggu (12/4).
Insiden itu diklaim terjadi karena kesalahpahaman. Tiga orang polisi tewas dengan luka tembak dalam kejadian itu. Polda Papua dan Kodam Cendrawasih masih mengusut kejadian itu lewat tim gabungan.