Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Presiden Yakin UMK Jadi Rp 23 Juta per Bulan

26 November, 2019 | 11/26/2019 WIB Last Updated 2019-11-26T03:34:17Z

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan pendapatan per kapita orang Indonesia akan terus meningkat di masa depan. Bahkan ia menyebut pendapatan per kapita orang Indonesia bisa mencapai Rp 23 juta per bulan di masa depan.

Mungkinkah?

Keyakinan Jokowi tersebut seiring dengan kalkulasi Bank Dunia (World Bank), Dana Moneter Internasional (IMF), hingga konsultan asing McKenzie yang meramal Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-4 di dunia.


"Saya meyakini akan mencapai titik itu. GDP nominal, GDP PBD kita nomor 4. Perkiraan nanti income per kapita kita sudah mencapai US$ 23.000 sampai US$ 29.000 per tahun," kata Jokowi


"Kalau sekarang UMK kita baru Rp 2 juta sampai Rp 3 juta, nantinya Rp 23 juta per bulan," jelas Jokowi dikutip laman Sekretariat Kabinet, Senin (25/11/2019).

Hal ini disampaikan Jokowi saat melakukan pertemuan dengan puluhan ilmuwan dan peneliti muda Indonesia di Hotel Lotte, Busan, Korea Selatan. Pertemuan ini dilakukan di sela KTT ASEAN - RoK.

Jokowi memang tak menjelaskan kapan PDB per kapita Rp 23 juta per bulan itu kapan terealisasi, tapi yang pastinya masih akan lama sekali. Ia pun tak menjelaskan soal perbedaan UMK dan PDB per kapita.

Ini karena berdasarkan sasaran makro pembangunan 2020-2024, pemerintah masih menargetkan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia baru bisa menembus US$5.780-6.160 atau setara Rp80-86 juta per kapita per tahun.

Untuk mencapai PDB per kapita US$ 23.000 sampai US$ 29.000 atau Rp 320-400 juta tentu masih jauh. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDB per kapita Indonesia 2018 sebesar US$ 3.927 atau sekitar Rp56 juta per kapita per tahun di 2018.

Meski demikian, Jokowi mengingatkan bahwa ada beberapa faktor yang mungkin saja membuat ramalan tersebut tidak terjadi. Terutama, apabila Indonesia tidak bisa menjaga stabilitas politik maupun keamanan.

"Jangan sampai stabilitas politik, stabilitas keamanan itu ada seperti ini terus. Seolah-olah perhitungan itu tidak akan melesat karena yang menghitung bukan saya pribadi, dan tentu saja tantangan kita besar sekali," tegasnya.

Jokowi menegaskan bahwa pemerintah tengah membangun kepercayaan dari negara-negara lain di tengah dinamika perekonomian dunia yang penuh dengan ketidakpastian. Salah satunya, dengan mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Bagi kepala negara, Indonesia masih cukup beruntung tetap tumbuh 5% di tengah dinamika ketidakpastian ekonomi dunia. Jika angka tersebut bisa dipertahankan, Jokowi yakin negara lain akan melihat Indonesia sebagai prospek baik ke depannya.

"Itu yang kita tunggu-tunggu sebetulnya, sehingga mudah mengalir.FDI juga terus. Itulah nanti kita harapkan bisa mempercepat. Bisa maju lebih depan lagi, kita bisa ke-4 besar ekonomi dunia," tegasnya. [Cnbc]

iklan

close