Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Tiga Politisi ini Menolak Jadi Menteri Jokowi Meski Telah Ditawari Beberapa Kali

24 Oktober, 2019 | 10/24/2019 WIB Last Updated 2019-10-24T03:48:36Z
Ibu Negara Iriana Joko Widodo berfoto bersama istri jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden Joko Widodo resmi melantik 34 Menteri, 3 Kepala Lembaga Setingkat Menteri, dan Jaksa Agung untuk Kabinet Indonesia Maju. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN - TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ibu Negara Iriana Joko Widodo berfoto bersama istri jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden Joko Widodo resmi melantik 34 Menteri, 3 Kepala Lembaga Setingkat Menteri, dan Jaksa Agung untuk Kabinet Indonesia Maju. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN - TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan siapa saja nama-nama yang masuk ke Kabinet Indonesia Maju, Rabu (23/10/2019) hari ini.

Pengumuman yang diikuti dengan pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju ini dilakukan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pukul 09.30 WIB.

Dalam pengumuman para menteri ini, Presiden Jokowi bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin duduk bersama di tangga Istana.

Para menteri yang sudah datang pun langsung mengambil tempat dan duduk di tangga seperti Jokowi-Maruf Amin.


Dibalik pengumuman para menteri ini, ternyata ada beberapa tokoh politik yang menolak saat ditawari Presiden Jokowi untuk menjadi menteri.

Siapa saja mereka? Berikut Tribunnews rangkum dari berbagai sumber.

1. Tri Rismaharini

Wali Kota Risma menanggapi kabar soal teror pelemparan ular di Asrama Mahasiswa Papua Surabaya. TRIBUNJATIM.COM/YUSRON NAUFAL PUTRA (TRIBUNJATIM.COM/YUSRON NAUFAL PUTRA)

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini ternyata pernah ditawari untuk menjadi menteri Jokowi.

Dikutip dari akun YouTube KompasTV, Tri Rismaharini mengaku pernah ditawarkan untuk menjadi menteri di pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.


Tawaran tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Hal tersebut terjadi ketika Risma bertemu dengan Megawati pada bulan September 2019 lalu.

Risma menyebut saat itu Megawati minta Wali Kota Surabaya tersebut untuk tak buru-buru menjawab.



Namun, Risma tetap menolak tawaran Megawati untuk menjadi menteri di kabinet Jokowi-Maruf Amin.

"Pada bulan September aku ketemu dengan Bu Mega. Aku ditawari untuk menjadi menteri. Tapi sudah sampaikan ke Ibu (Mega), aku ndak," ujar Risma saat itu.


Menurut penuturan Risma, ia menolak untuk menjadi menteri karena dirinya ingin menyelesaikan masa jabatan sebagai Wali Kota Surabaya.

Dikutip dari Kompas.com, meski begitu, Risma tak memungkiri bahwa sebenarnya ia rugi melewatkan tawaran untuk menjadi menteri Jokowi selama lima tahun mendatang.

Namun, hal itu akan bertabrakan dengan komitmennya membangun dan memajukan Kota Surabaya.

"Kalau saya ngomong pribadi, pasti saya ingin pergi (ke Jakarta). Maksudnya siapa yang ndak mau (jadi menteri). Kalau hitung untung rugi, saya tinggal satu tahun, sementara kalau jabatan itu baik, saya bisa lima tahun," tutur Risma.

2. Adian Napitupulu

Politikus PDIP sekaligus Aktivis 98 Adian Napitupulu usai menghadiri Diskusi Publik bertajuk KPK MAU DIBAWA KEMANA: Perlukah Presiden Mengeluarkan Perppu UU KPK? di Auditorium Lantai VIII Kampus Merah Putih Universitas Tujuh Belas Agustus 1945, Jakarta Utara pada Jumat, (11/10/2019). (Tribunnews.com/ Gita Irawan)

Politisi PDIP, Adian Napitupulu juga menolak tawaran Presiden Jokowi untuk menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju.

Adian mengatakan, penolakan itu karena dia tidak memiliki bakat menjadi menteri.

"Sudah (bertemu Jokowi), diminta jadi menteri. Saya empat kali bilang, 'ampun Pak Presiden saya tidak punya talenta jadi birokrat, saya tidak punya talenta jadi menteri'," kata Adian saat ditemui di Denpasar, Bali, Sabtu (21/9/3019), seperti yang dikutip dari Kompas.com


Tawaran itu disampaikan Jokowi saat bertemu Adian pada 13 Agustus 2019.

Namun dalam pertemuan tersebut, Adian mengaku belum sampai membahas untuk posisi menteri apa.

Adian menjelaskan bahwa dia mendukung Jokowi dengan tulus tanpa mengharapkan posisi di pemerintahan.

"Belum bicara posisi (menteri). Saya berjuang habis-habisan buat Jokowi tidak untuk jabatan, tapi untuk Indonesia lebih baik, itu saja. Jadi saya tidak mengejar jabatan," katanya.

3. Victor Laiskodat

Fraksi Partai NasDem Victor Laiskodat (TRIBUNNEWS.COM/Amriyono Prakoso)

Selain Tri Rismaharini dan Adian Napitupulu, Gubernut NTT, Victor Laiskodat juga menolak tawaran untuk menjadi menteri di pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.

Menurut Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya, Victor Laiskodat ingin fokus sebagai Gubernur NTT.

Victor, kata Willy, masih diinginkan oleh masyarakat NTT untuk menjadi pemimpin mereka.

"Banyak aspirasi rakyat dan tokoh-tokoh masyarakat dan agama NTT meminta ke presiden untuk kakak Victor tetap memimpin NTT," kata Willy saat dikonfirmasi, Senin (20/10/2019), seperti yang dikutip dari Kompas.com.

"Karena masif permintaan untuk beliau (Victor Laiskodat) terus memimpin NTT," lanjutnya.

Kepala Biro Humas Setda Pemerintah Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu, kepada Kompas.com, Jumat (18/10/2019) mengakui Viktor Bungtilu Laiskodat diminta menjadi menteri dalam kabinet kerja presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Bapak gubernur kita memang dua kali diminta secara non formal menjadi menteri, saat berada di Labuan Bajo beberapa waktu lalu," ujar Marius Ardu Jelamu. [Tribun]

iklan

close